I. CRUDE OIL ( Minyak Bumi )
Minyak bumi atau “crude oil” adalah senyawaan hidrokarbon dan non-hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi. Minyak bumi berwarna coklat kehitaman sampai hitam, dalam bentuk cair dan terdapat gas–gas yang melarut di dalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 – 1,0000.
Minyak bumi atau “crude oil” adalah senyawaan hidrokarbon dan non-hidrokarbon yang terdapat di dalam bumi. Minyak bumi berwarna coklat kehitaman sampai hitam, dalam bentuk cair dan terdapat gas–gas yang melarut di dalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000 – 1,0000.
|
Terdiri dari hidrokarbon
dari berbagai berat molekul dan senyawa organik lainnya. Nama minyak bumi
meliputi baik yang terjadi secara alami diproses minyak mentah dan produk
minyak bumi yang terdiri dari minyak mentah halus. Sebuah bahan bakar fosil,
minyak bumi terbentuk ketika jumlah besar organisme mati, biasanya zooplankton
dan ganggang, yang terkubur di bawah batuan sedimen dan mengalami kedua panas
intens dan tekanan.
II. KOMPONEN CRUDE OIL
Unsur kimia penyusun
minyak bumi adalah :
– Unsur
mayor adalah karbon dan hidrogen (disebut unsur hidrokarbon)
– Unsur
minor adalah sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam (disebut unsur
non-hidrokarbon)
Unsur Mayor
Besarnya kandungan (konsentrasi) unsur tersebut dalam berbagai macam minyak bumi, seperti ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :
Sifat minyak bumi antara satu dengan ainnya berbeda–beda, dari yang ringan (encer) sampai pada yang berat (kental). Hal ini sangat bergantung pada jenis dan besarnya kandungan komponen (unsur) di dalam minyak bumi.
Minyak bumi mengandung unsur non-hidrokarbon dalam jumlah sekecil mungkin. Makin kecil kandungannya mempunyai nilai ekonomi makin tinggi, karena dengan kandungan yang kecil tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam proses pengolahannya ataupun dalam pemenuhan spesifikasi produk yang dihasilkan.
Minyak bumi mengandung unsur non-hidrokarbon dalam jumlah sekecil mungkin. Makin kecil kandungannya mempunyai nilai ekonomi makin tinggi, karena dengan kandungan yang kecil tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam proses pengolahannya ataupun dalam pemenuhan spesifikasi produk yang dihasilkan.
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak
bumi :
a. Alkana
Golongan alkanan yang banyak terdapat dalam minyak
bumi adalah n-alkana dan isoalkana. n-alkana adalah alkana jenuh berantai lurus
dan tidak bercabang, contoh n-oktana. Isoalkana adalah alkana jenuh yang rantai induknya
mempunyai atom C tersier dan bercabang, contoh isooktana. Alkana disebut juga parafin. Parafin adalah senyawa
hidrokarbon tersatuasi yang mengandung rantai lurus atau bercabang yang
molekulnya hanya terdiri atas atom karbon (C) dan hidrogen (H).
b. Sikloalkana
Sikloalkana adalah senyawa hidrokarbon berantai
tunggal dan berbentuk cincin. Golongan sikloalkana yang terdapat dalam minyak
bumi adalah siklopentana seperti metil siklopentana dan sikloheksana seperti
etil sikloheksana.
Sikloalkana
juga dikenal dengan nama naptena. Naptena adalah senyawa hidrokarbon
tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya.
Naptena memiliki rumus umum CnH2n dan
mempunyai ciri-ciri mirip alkana tetapi mempunyai titik didih yang lebih
tinggi.
c. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon yang tidak
tersaturasi, memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 atau cincin
benzena. Pada struktur ini, atom hidrogen berikatan dengan atom karbon dengan
rumus umum CnHn. Jika hidrokarbon aromatik dibakar, akan
menimbulkan asap hitam pekat dan beberapa bersifat karsinogen (menyebabkan
kanker). Senyawa hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah
senyawa benzena, contoh etil benzena.
Unsur Mayor
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin,
naptena, aspaltena, dan aromatik. Komposisi molekul hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut:
No.
|
Hidrokarbon
|
Rata-Rata
|
Rentang
|
1.
|
Naptena
|
49%
|
30-60%
|
2.
|
Parafin
|
30%
|
15-60%
|
3.
|
Aromatik
|
15%
|
3-30%
|
4.
|
Aspaltena
|
6%
|
sisa-sisa
|
Berdasarkan komponen terbanyak dalam minyak bumi, minyak bumi
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu parafin, naftalena, dan campuran
parafin-naftalena.
a.
Minyak Bumi Golongan Parafin
Sebagian besar komponen
dalam minyak bumi jenis parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai terbuka.
Minyak bumi jenis ini dimanfaatkan untuk bahan bakar karena merupakan sumber
penghasil gasolin.
b.
Minyak Bumi Golongan Naftalena
Komponen terbesar dalam
minyak bumi jenis naftalena berupa senyawa hidrokarbon rantai siklis atau
rantai tertutup. Minyak bumi jenis ini digunakan untuk pengeras jalan dan
pelumas.
c.
Minyak Bumi Golongan Campuran
Parafin-Naftalena
Minyak bumi golongan ini
komponen penyusunnya berupa senyawa hidrokarbon rantai terbuka dan rantai
tertutup.
Unsur Minor
Secara umum, komponen
minyak bumi terdiri atas lima unsur kimia, yaitu 83-87% karbon, 10-14%
hidrogen, 0,05-6% belerang, 0,05-1,5% oksigen, 0,1-2% nitrogen, dan < 0,1%
unsur-unsur logam.
a. Sulfur (Belerang)
Minyak mentah mempunyai kandungan belerang yang
lebih tinggi. Keberadaan belerang dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan
akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam
keadaan dingin atau basah), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari
oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
b. Oksigen
Oksigen dapat terbentuk karena kontak yang cukup
lama antara minyak bumi dengan atmosfer di udara. Kandungan total oksigen dalam
minyak bumi adalah antara 0,05 sampai 1,5 persen dan menaik dengan naiknya
titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu terlalu
lama berhubungan dengan udara. Senyawa yang terbentuk dapat berupa: alkohol,
keton, eter, dll, sehingga dapat menimbulkan sifat asam pada minyak bumi.
Oksigen dapat meningkatkan titik didih bahan bakar.
c. Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat
rendah, yaitu 0,1-2%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe asphalitik.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum (getah) pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat
pada fraksi titik didih tinggi.
d. Unsur-Unsur Logam
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel
dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis,
sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas, dan
pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired
gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak
pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung
natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata
tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan
refractory itu.
III. CRUDE OIL PRODUCTION
Minyak Bumi dihasilkan
dengan cara pengeboran. Pengeboran dilakukan setelah studi geologi struktural,
analisis cekungan sedimen, dan karakterisasi reservoir (terutama dalam hal
porositas dan permeabilitas struktur geologi) telah selesai. Pengeboran minyak
bumi dibagi menjadi 2, yaitu Offshore dan Onshore.
1. Offshore
Bangunan
atau struktur yang di bangun di atas laut dengan kedalaman tertentu sebagai
penopang kegiatan proses eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. Dari namanya, rig ini berada di
lepas pantai. Jadi letak rig ini adalah di tengah laut.
|
||
2. Onshore
Bangunan
atau struktur yang di bangun di daratan dengan sebagai penopang kegiatan proses
eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. Rig darat bisa dijangkau lebih
mudah dibandingkan rig offshore. Lokasinya bisa di tengah
hutan, di puncak gunung, tengah gurun, atau hanya di pinggir jalan sebuah kota
atau desa.
|
||
IV. REFENERY PROCCESS
Komponen minyak bumi
dipisahkan menggunakan teknik yang disebut distilasi fraksional. Kilang
minyak adalah minyak mentah diproses berdasarkan Boiling Point (Titik
Didih) dan disempurnakan menjadi produk yang lebih berguna seperti nafta ,
bensin, solar, dasar aspal, minyak pemanas, minyak tanah, dan bahan bakar gas
cair.
Uji Laboratorium Crude Oil :
1. Crude Oil Distillation
2. Spesifik Gravity
3. Api Gravity
4. Kinematik Viscosity
5. Pour Point
6. Flash Point Abel
7. RVP
8. Water Content
9. Salt Content
10.TAN
11. TBN
12. Gross Heat of Combustion
13. Sulfur Content
14. Asphaltene Content
15. Wax Content
16. CCR
17. Ash Content
18. Total Nitrogen
19. Metal Content
20. Gas Chromatographic
0 komentar :
Posting Komentar